Halo Sobat Kreatif! 👋
Kenalin, saya Dewa Gede Herbi Astawa, anak pertama dari 5 bersaudara, asli kelahiran Desa Batununggul, Nusa Penida. Kalau baca cerita ini, siap-siap nostalgia, karena perjalanan saya penuh lika-liku seru, perjuangan tanpa henti, dan pastinya semangat buat terus maju.
Saya lahir di Desa Batununggul, Nusa Penida, sebelum akhirnya diajak merantau oleh orang tua ke Lampung Utara. Waktu itu, saya masih kecil, sempat sekolah dasar di Desa Soponyono, tapi belum lama belajar, orang tua ikut program transmigrasi ke Pulau Rimau, Musi Banyu Asin, Palembang.
Masa kecil saya penuh perpindahan. SD Negeri 3 Air Senda (sekarang jadi SD Negeri 30 Pulau Rimau) jadi tempat saya belajar mengenal dunia. Tapi hidup nggak selalu mudah; ekonomi keluarga yang sulit bikin saya balik ke Nusa Penida saat SMP. Di sinilah babak baru dimulai, tinggal bareng kakek-nenek dan mulai belajar mandiri.
Perjuangan di Tanah Nusa
Pindah ke Bali bukan hal gampang. Selain adaptasi budaya dan bahasa, saya harus bantu kakek-nenek untuk bertahan hidup. Dari menumbuk beras, bantu nelayan angkat perahu, sampai jual ikan ke saudagar buat beli lauk. Kalau ingat masa itu, rasanya bangga karena semua kerja keras itu mengajarkan saya arti ketekunan.
Saat SMP, waktu saya habis untuk bekerja. Sekolah, bantu nenek, dan cari makan sapi jadi rutinitas sehari-hari. Tapi, di balik semua itu, saya belajar hal penting: disiplin, kerja keras, dan menghargai usaha kecil.
Awal Belajar Bisnis
Lulus SMP, saya pindah tinggal dengan paman. Di sana, saya jaga toko elektronik dan mulai belajar bisnis. Dari buka toko jam 5 pagi sampai belajar fotografi manual, cuci cetak foto, hingga jasa fotokopi dan pengetikan, semuanya saya pelajari.
Saat itu, komputer masih barang mewah, dan jasa pengetikan jadi primadona. Saya jadi tahu gimana caranya melayani pelanggan, mengatur keuangan, dan memaksimalkan peluang kecil jadi penghasilan besar.
Jejak di Dunia Pendidikan
Setelah lulus SMA, saya sempat kuliah di Universitas Agama Hindu, tapi hanya dua semester karena ada peluang beasiswa di Politeknik Negeri Bali (PNB). Puji syukur, saya lulus tes dan memutuskan ambil program itu. Program kuliah jarak jauh memungkinkan saya untuk tetap tinggal di Nusa Penida, bantu kakek-nenek, dan cari penghasilan tambahan.
Saya mulai usaha kecil dengan membeli komputer dan printer untuk jasa pengetikan dan cetak foto. Dari sini, hobi saya ngeblog berkembang jadi keahlian bikin website. Tahun 2008, saya dapat klien pertama untuk bikin website Dinas Pendidikan Klungkung. Ini jadi titik awal saya mendalami dunia digital dan coding.
Dari Usaha Sampingan ke Bisnis Serius
Setelah lulus kuliah tahun 2009, saya kerja di tempat fotokopi dan cetak foto milik teman. Tapi mimpi saya lebih besar. Dengan modal pinjaman Rp33 juta, yang saya pinjam dari tetangga (Terimakasih Pak & Mek) karena bantuan kalian saya bisa membuka Srisadhana Amerthanadi, sebuah usaha percetakan, perbaikan komputer, dan jasa pembuatan website di Nusa Penida.
Sampai sekarang, Srisadhana Amerthanadi terus berkembang, melayani berbagai kebutuhan seperti:
- Jasa pembuatan website
- Cetak foto berkualitas offset
- Perbaikan komputer
- Penjualan alat tulis kantor
- Layanan printing lainnya
Pelajaran Hidup
Perjalanan karir saya mengajarkan satu hal: kesuksesan nggak datang instan. Semua dimulai dari keberanian mencoba, konsistensi dalam belajar, dan nggak pernah malu buat mulai dari nol. Dari seorang anak desa yang bantu nenek di ladang, kini saya bangga bisa membantu bisnis lokal di Nusa Penida melalui teknologi.
Mimpi ke Depan
Saya percaya bahwa teknologi adalah kunci masa depan. Lewat Srisadhana Amerthanadi, saya ingin membantu lebih banyak orang mengembangkan bisnis mereka. Dari travel website, rental motor, sampai jasa printing modern, saya siap jadi solusi digital terpercaya.